POKOK-POKOK AJARAN DAN SEKTE-SEKTE AGAMA BESAR DUNIA
Oleh : Ayu Wijayanti
Menurut Durkheim (dalam Daniarsa,
2011), agama adalah suatu sistem kepercayaan dan praktek yang telah
dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus mengenai
kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek yang kemudian bersatu menjadi
komunitas moral yang tunggal. Dari definisi tersebut, terdapat dua unsur
penting sebagai syarat sesuatu itu disebut sebagai agama, yaitu sifat kudus
dari agama dan praktek ritual dari agama. Sementara Mc Guire (dalam Soehadha, 2010) berpendapat bahwa memahami
agama melalui perspektif sosiologi pada dasarnya merupakan sebuah cara
atau jalan untuk memandang agama dengan memberi fokus perhatian pada aspek
kemanusian (khususnya aspek sosial) dalam sistem keyakinan dan praktek
keagamaan.
Jadi bila diperhatikan dari dua definisi
tersebut, sistem keyakinan dan ritual keagamaan dapat dipahami sebagai bagian
dari pokok-pokok dalam ajaran agama yang termaktub dalam kitab suci suatu agama
yang merupakan salah satu syarat terbentuknya agama selain adanya Tuhan yang
diyakini. Hal ini berlaku untuk agama wahyu dan agama buatan, dimana agama
wahyu merupakan agama yang diturunkan dari Tuhan melalui seorang nabi untuk
memperbaiki kehidupan manusia pada suatu masa, sementara agama buatan adalah
agama yang terbentuk dari kebiasaan atau kepercayaan nenek moyang yang juga
dimaksudkan untuk mengorganisir masyarakat pada kurun waktu tertentu (Samad,
1990: 13-14).
Di seluruh belahan dunia sampai dengan saat
ini terdapat beberapa agama yang dianut oleh seluruh warga dunia. Namun bila
dilihat dari jumlah penganut agama, terdapat delapan agama yang cukup besar
jumlah penganutnya, yang terdiri dari agama wahyu dan agama buatan. Yaitu 1).
Kristen dengan penganut yang berjumlah 2,1 miliar di seluruh dunia; 2). Islam
dengan jumlah penganut 1,7 miliar di seluruh dunia; 3). Hindu dengan jumlah
penganut 800 juta jiwa di seluruh dunia; 4). Buddha dengan penganutnya yang
berjumlah 600 juta jiwa di seluruh dunia; 5). Kong Hu Cu dengan 150 juta jiwa
penganut di seluruh dunia; 6). Shik yang memiliki sekitar 25 juta jiwa pengikut
di seluruh dunia; 7). Yahudi dengan pengikut sebanyak 15 juta jiwa; dan 8).
Zoroaster dengan jumlah pengikut sekitar 4 juta jiwa (Zilzaal, 2012).
Data tersebut merupakan hasil penelitian
yang dilakukan oleh lembaga riset Pew Forum on Religion and Public Life,
seperti yang dilansir stasiun berita CNN pada tahun 2011. Menurut hasil
penelitian mereka juga, terdapat peningkatan yang signifikan dalam jumlah
penganut agama Islam di seluruh dunia yang disebabkan tingginya angka kelahiran
dan angka kehidupan di negara-negara mayoritas muslim. Angka umat yang pindah
agama hanyalah faktor kecil penyebab meningkatnya jumlah pemeluk agama Islam di
dunia (Kawilarang, 2011). Namun demikian, ada juga temuan lain yang menyatakan
penyebab meningkatnya jumlah pemeluk agama Islam di dunia, terutama di kawasan
Amerika dan Eropa, yaitu adanya ketertarikan secara alamiah dan rasa ingin tahu
yang mendalam mengenai agama Islam setelah peristiwa 11 September 2001. Hal ini
seperti yang diungkapkan Mohammad Kudaimi (dalam
Republika, 2010), anggota Nawawi Foundation, yang menyatakan dalam lima
tahun terakhir, agama Islam menjadi sangat pesat perkembangannya karena setiap
harinya selalu ada warga Amerika yang menjadi mualaf, demikian pula di Eropa
dan Belgia.
Melihat dari pernyataan yang menyatakan
bahwa peningkatan pemeluk agama Islam juga disebabkan oleh adanya keinginan
dari individu itu sendiri untuk berpindah agama, bisa jadi karena memang pokok
ajaran agama Islam sesungguhnya dianggap lebih mampu menata kehidupan mereka
menjadi lebih baik. Karena Islam sendiri
memiliki arti kata damai dan penyerahan diri kepada kehendak Ilahi, yang
maknanya menunjukkan tujuan dari agama yang benar, begitu pula cara mencapai
tujuan tersebut, yaitu perdamaian ( Samad, 1990:197).
Tujuan dan
pencapaian tujuan akan terwujud saat umat muslim telah menjalankan dengan benar
pokok-pokok ajaran agama Islam yaitu rukun Islam, rukun iman, dan ihsan yang
kesemuanya terangkum di dalam individub suci Al-Qur’an. Rukun
Islam terdiri dari 5 hal yang wajib dilakukan, yaitu :
1.
Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat yang
bermakna individu hanya meyakini Allah untuk dipatuhi perintah dan larangannya.
Hal ini menjadi penting karena Allah bukan hanya sekadar pencipta manusia dan
alam semesta, namun Ia juga yang mengatur kehidupan manusia dan alam semesta. Meyakini
Muhammad juga kemudian menjadi penting karena Muhammad adalah sosok yang patut
diteladani dengan semua kebijaksanaan dan keteguhannya dalam mempertahankan dan
menjalani apa yang bersumber dari Allah.
2.
Shalat 5 waktu, karena shalat merupakan sebuah
kondisi dimana individu dapat melakukan kontak secara khusus kepada Allah untuk
mengucap syukur atau memohon ampunan atas semua kesalahan sebagai penyeimbang
semua aktivitas individu di dunia. Namun pada saat ini banyak yang kemudian
menjadikan sholat hanya sekadar ritual yang menunjukkan simbol keagamaannya,
atau bahkan meninggalkan kewajiban sholat sama sekali karena tidak mendapatkan
apa yang sebenarnya ingin dicapai melalui aktivitas tersebut seperti ketenangan
atau kedamaian. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena banyaknya
faktor-faktor lain yang berkenaan dengan hal duniawi yang terjadi di sekitar
individu.
3. Puasa
di Bulan Ramadhan. Yaitu menahan diri dari segala hawa nafsu dan emosi yang
apabila dijalankan dengan tepat, sesuai dengan anjuran yang terdapat di dalam
Al-Qur’an maka hasil akhirnya adalah kemampuan individu untuk mengendalikan
diri yang kemudian dapat menciptakan ketenangan dan kedamaian dalam menjalani
setiap aspek kehidupannya.
4. Membayar
zakat kepada orang yang tidak mampu. Inti dari ajaran ini adalah bagaimana individu
dapat berbagi dan mengembangkan jiwa sosialnya terhadap orang-orang yang
hidupnya tidak lebih baik dari individu tersebut.
5. Berhaji
ke Mekkah jika mampu. Mampu disini bukan hanya mampu secara finansial, namun
juga mampu secara lahir dan batin, karena haji adalah pencapaian tertinggi bagi
umat muslim yang bisa membuat mereka menjadi individu yang lebih baik dalam
kehidupannya (Nizami, 2008).
Pokok ajaran selanjutnya adalah rukun iman yang terdiri
dari enam hal yang harus diimani atau diyakini oleh individu dalam menjalani
kehidupan sebagai seorang muslim sehingga tercapailah tujuan perdamaian yang
sesuai dengan agama Islam, yaitu :
1. Iman
kepada Allah, yang maknanya adalah bila individu tidak meyakini adanya Allah
sebagai yang menciptakan dan mengatur kehidupan individu, maka akan sulit pula individu
menjalankan semua perintah dan larangannya yang dimaksudkan untuk mengatur
kehidupan individu agar menjadi lebih tertata dan tertib, sehingga akan semakin
sulit bagi individu tersebut untuk menemukan kedamaian dalam kehidupannya
karena tidak adanya keteraturan dalam kehidupan yang dijalani.
2. Iman
kepada Malaikat-malaikat Allah. Meskipun malaikat tergolong makhluk gaib yang
wujudnya kasat mata, namun keberadaannya harus tetap diyakini karena di dalam
Al-Qur’an pun dijelaskan bahwa malaikat merupakan salah satu makhluk Allah yang
patut menjadi teladan karena kesetiaannya kepada Allah dan ketaatannya dalam
menjalankan tugas yang diberikan oleh Allah.
3. Beriman
kepada kitab-kitabNya. Allah telah menurunkan empat kitab suci kepada para nabi
unutk disebarkan ajarannya kepada seluruh umat muslim di masa mereka menyiarkan
agama Islam untuk dijadikan pedoman dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku.
Kitab-kitab tersebut juga mengatur bagaimana seharusnya hubungan individu
dengan individu dan individu dengan Allah dijalankan agar mendapatkan kebaikan
dalam kehidupannya.
4. Beriman
kepada Rasul-rasul (Utusan) Allah yang merupakan pembawa ajaran agama Tuhan
yang sangat taat akan perintah dan larangan dari Allah dan memiliki loyalitas
yang sangat tinggi terhadap ajaran agama yang diturunkan Allah, sehingga mereka
kemudian menjadi patut untuk dijadikan suri tauladan bagi setiap individu.
5. Beriman
kepada hari akhir sehingga keyakinan ini nantinya dapat membuat individu
menjadi lebih bijak dalam menjalani kehidupan di dunia dan berusaha
menyeimbangkannya dengan melakukan kabaikan-kebaikan selagi mereka masih
diberikan kesempatan untuk menikmati kehidupan.
6. Percaya
kepada takdir baik atau pun yang buruk yang dimaksudkan agar individu tidak
lantas menjadi frustasi saat mengalami kegagalan, karena hal-hal buruk dalam
kehidupan pun akan bermanfaat bagi individu tersebut (Nizami, 2008).
Pokok ajaran yang ketiga
yaitu ihsan, yaitu keyakinan bahwa semua yang kita lakukan adalah untuk Allah
dan Allah selalu dapat melihat kita dimanapun kita berada, sehingga individu
yang memiliki ihsan ini akan selalu berupaya melakukan kebaikan bagi dirinya
sendiri juga bagi orang lain (Nizami, 2008). Bila pokok-pokok ajaran agama
Islam ini diterapkan sesuai dengan koridor yang telah berlaku, maka bisa
dipastikan akan tercipta suatu kedamaian dan keharmonisan dalam lingkungan
social masyarakat kita, terutama lingkungan yang masyarakatnya mayoritas
beragama Islam. Namun pada kenyataannya, kondisi yang kondusif seperti demikian
belum banyak terjadi di Negara atau di lingkungan yang masyarakatnya mayoritas
adalah muslim.
Kondisi demikian dapat
terjadi karena seperti agama-agama besar dunia lainnya, di dalam Islam pun
terdapat mazhab-mazhab atau sekte-sekte yang pada saat sekarang ini malah
saling menjatuhkan dan bersikap arogan dengan menyerukan bahwa mazhab merekalah
yang paling benar dan harus menjadi yang utama di dalam lingkungan masyarakat. Dimana
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri,
kata mazhab diartikan sebagai sekte atau kelompok atau golongan orang yang
mempunyai kepercayaan atau pandangan agama yang berbeda dari pandangan agama
yang lebih lazim diterima oleh para penganut agama tersebut (Shihab, 2012). Di
dalam Konsep sosiologi, sekte dan aliran (gerakan) kepercayaan biasanya
mengacu pada kelompok religius, kecil maupun besar, dari bentuk organisasi yang
sederhana maupun yang rumit, yang oleh anggota dan bukan anggotanya dianggap
sebuah penyimpangan dalam hubungannya dalam konteks doktrin dan budaya yang
lebih luas. Penyimpangan tersebut memiliki konotasi negatif bagi
non-pengikut, namun berkonotasi positif bagi para pengikutnya. Sehingga penyimpangan
ini merupakan ciri khas yang
tetap dipertahankan oleh masing-masing pengikut suatu ajaran (Lubis, 2012).
Mengenai keberadaan mazhab atau sekte di dalam agama Islam, dijelaskan melalui
hadits yang menyatakan bahwa umat Nabi Muhammad saw. akan berkelompok-kelompok
menjadi 73 kelompok. Namun Syaikh ‘Muhammad ‘Abduh (dalam Shihab, 2012) menyatakan bahwa memang benar umat Nabi
Muhammad terbagi menjadi 73 golongan dan hanya golongan al-Jama’ah atau
sahabat-sahabat Nabi yang selamat. Tapi, keberadaan golongan al-Jama’ah itu sendiri tidak dapat
dipastikan keberadaannya, karena bisa
jadi golongan tersebut belum ada hingga kini, sudah pernah ada dan telah punah sehingga yang
ada sekarang tidak selamat lagi, atau semua yang ada sekarang akan selamat
karena semuanya berusaha mengikuti ajaran Nabi dan sahabat-sahabat Beliau dan mereka masih
mempercayai Allah.
Sejarah munculnya sekte dalam Islam
sebenarnya dimulai setelah terbunuhnya Utsman Ibn Affan yang menyebabkan
guncangan hebat dalam pemerintahan masa itu, sehingga Ali Ibn Abi Thalib
kemudian diangkat sebagai khalifah. Namun Muawiyah Ibn Abi Sufyan dan
pendukungnya menolak pengangkatan tersebut sebelum pembunuh Utsman dihabisi
hingga akhirnya ketegangan semakin menjadi dan menciptakan tiga sekte besar Islam
yaitu, Syiah, Sunni, dan Khawarij. Jadi awalnya ketiga sekte ini terbentuk
karena adaya konflik politik sebagai akibat dari perbedaan ideology yang pada
awalnya sama. Seiring berjalannya waktu, ketiga sekte tersebut melahirkan
sekte-sekte lainnya yang tidak jelas siapa dan apa ideologi penganutnya
(Muhith, 2009).
Di Indonesia sendiri, cukup banyak sekte yang berkembang.
Namun beberapa dasawarsa terakhir, ada sekte yang perkembangannya cukup
meresahkan, yaitu sekte wahabi yang mengaku sebagai pengikut Muhammad bin Abdul
Wahab (1701-1793 M) dengan maksud untuk membersihkan kalangan syirik dengan
menggunakan praktik kekerasan. Sebagian kalangan juga melihat bahwa
kemuncullannya saat itu mendapat dukungan penuh oleh pemerintah kolonial
Inggris untuk memecah belah umat Islam. Sekte ini mulai masuk ke Indonesia pada
abad 19 melalui pelajar Islam di Saudi atau jemaah haji. Beberapa organisasi
Islam yang terpengaruh salafi-wahabi adalah FUUI, MIUMI, FPI, MMI, JAT, Salafi,
dan HTI. Tindakan yang mereka lakukan
seperti yang pernah menimpa Irshad
Manji, penulis buku Allah, Liberty and
Love yang diserang
dan dibubarkan diskusi bukunya di kantor Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS)
Yogyakarta. Penyerangan dilakukan sekelompok orang berpenutup muka yang dengan
beringas membubarkan acara diskusi yang dihadiri 150 orang peserta tersebut.
Padahal ia mengatakan bahwa empat tahun yang lalu ketika ia ke Indonesia, Ia merasakan
sebuah negara yang penuh dengan toleransi, keterbukaan dan pluralism, sehingga
disebutkan di dalam bukunya bahwa
Indonesia adalah contoh yang patut ditiru negara-negara muslim lainnya
(Katrokelana, 2012).
Sungguh disayangkan mereka kemudian mengatasnamakan agama
dan kemudian menggunakan kekerasan untuk memerangi hal-hal yang mereka anggap
tidak sejalan dengan mereka, karena tindakan seperti demikian tentu saja pada
akhirnya bukan hanya mengukuhkan organisasi mereka sebagai organisasi yang
radikal, namun juga membuat citra Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama Islam menjadi semakin buruk di mata dunia, dan juga dapat merusak
citra umat muslim lainnya yang sebenarnya tidak termasuk ke dalam golongan itu.
Referensi :
Daniarsa,
Benny. 2011. Agama dan Masyarakat. Diunduh
dari website http://bennydaniarsa.blog.fisip.uns.ac.id
pada 30 Maret 2012
Katrokelana.
2012. Indonesia Berubah (Makin Radikal). Diunduh
dari sosbud.kompasiana.com pada 30 Mei 2012.
Kawilarang, Renne R. A dan Denny Armandhanu. 2011. Riset: Muslim di Israel Bertambah 23,2 Persen. Diunduh dari website http://dunia.vivanews.com pada 14 Maret 2012.
Lubis, Ibrahim. 2012. Sekte-sekte Dalam Islam. Diunduh dari website http://makalahmajannaii.blogspot.com pada 16 Maret 2012.
Muhith, Nur Faizin. 2009. Review Hadist Sekte Islam. Diunduh dari website http://kmm.uny.web.id pada 14 Maret 2012.
Nizami, A. 2008. Pokok Ajaran Islam Ada 3, Yaitu : Iman, Islam, dan Ihsan. Diunduh dari website http://syiarislam.wordpress.com pada 14 Maret 2012.
Republika Online. 2010. Islam Berkembang Begitu Pesatnya di Eropa dan Amerika. Diunduh dari website www.republika.co.id pada 14 Maret 2012.
Samad, Ulfat Azis Us. 1990. Agama-agama Besar Dunia. Diunduh dari website http://aaiil.org/indonesia
pada 14 Maret 2012
Shihab, M. Quraish. 2012. Benarkah Ada Sekte Dalam Islam? Diunduh dari website http://alifmagz.com pada 30 Maret 2012.
Soehadha, Mohammad. 2010. Menemukan
Kekhasan Kajian Sosial Keagamaan di Program Studi Sosiologi Agama UIN Sunan
Kalijaga.
Diunduh dari website http://ushuluddin.uin-suka.ac.id
pada 30 Maret 2012.
Zilzaal. 2012. Terbukti
Delapan Agama Terbesar di Dunia
Menyembah Allah Yang Maha Esa. Diunduh dari website http://zilzaal.blogspot.com pada 14
Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar