Foto saya
Bengkulu, Indonesia
a lover..

Sabtu, 16 Juni 2012

AGAMA DAN BERAGAMA 1



POKOK-POKOK AJARAN DAN SEKTE-SEKTE AGAMA BESAR DUNIA
Oleh : Ayu Wijayanti
Menurut Durkheim (dalam Daniarsa, 2011), agama adalah suatu sistem kepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus mengenai kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek yang kemudian bersatu menjadi komunitas moral yang tunggal. Dari definisi tersebut, terdapat dua unsur penting sebagai syarat sesuatu itu disebut sebagai agama, yaitu sifat kudus dari agama dan praktek ritual dari agama. Sementara Mc Guire (dalam  Soehadha, 2010) berpendapat bahwa memahami agama  melalui perspektif sosiologi pada dasarnya merupakan sebuah cara atau jalan untuk memandang agama dengan memberi fokus perhatian pada aspek kemanusian (khususnya aspek sosial) dalam sistem keyakinan dan praktek keagamaan.
Jadi bila diperhatikan dari dua definisi tersebut, sistem keyakinan dan ritual keagamaan dapat dipahami sebagai bagian dari pokok-pokok dalam ajaran agama yang termaktub dalam kitab suci suatu agama yang merupakan salah satu syarat terbentuknya agama selain adanya Tuhan yang diyakini. Hal ini berlaku untuk agama wahyu dan agama buatan, dimana agama wahyu merupakan agama yang diturunkan dari Tuhan melalui seorang nabi untuk memperbaiki kehidupan manusia pada suatu masa, sementara agama buatan adalah agama yang terbentuk dari kebiasaan atau kepercayaan nenek moyang yang juga dimaksudkan untuk mengorganisir masyarakat pada kurun waktu tertentu (Samad, 1990: 13-14).
Di seluruh belahan dunia sampai dengan saat ini terdapat beberapa agama yang dianut oleh seluruh warga dunia. Namun bila dilihat dari jumlah penganut agama, terdapat delapan agama yang cukup besar jumlah penganutnya, yang terdiri dari agama wahyu dan agama buatan. Yaitu 1). Kristen dengan penganut yang berjumlah 2,1 miliar di seluruh dunia; 2). Islam dengan jumlah penganut 1,7 miliar di seluruh dunia; 3). Hindu dengan jumlah penganut 800 juta jiwa di seluruh dunia; 4). Buddha dengan penganutnya yang berjumlah 600 juta jiwa di seluruh dunia; 5). Kong Hu Cu dengan 150 juta jiwa penganut di seluruh dunia; 6). Shik yang memiliki sekitar 25 juta jiwa pengikut di seluruh dunia; 7). Yahudi dengan pengikut sebanyak 15 juta jiwa; dan 8). Zoroaster dengan jumlah pengikut sekitar 4 juta jiwa (Zilzaal, 2012).
Data tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset Pew Forum on Religion and Public Life, seperti yang dilansir stasiun berita CNN pada tahun 2011. Menurut hasil penelitian mereka juga, terdapat peningkatan yang signifikan dalam jumlah penganut agama Islam di seluruh dunia yang disebabkan tingginya angka kelahiran dan angka kehidupan di negara-negara mayoritas muslim. Angka umat yang pindah agama hanyalah faktor kecil penyebab meningkatnya jumlah pemeluk agama Islam di dunia (Kawilarang, 2011). Namun demikian, ada juga temuan lain yang menyatakan penyebab meningkatnya jumlah pemeluk agama Islam di dunia, terutama di kawasan Amerika dan Eropa, yaitu adanya ketertarikan secara alamiah dan rasa ingin tahu yang mendalam mengenai agama Islam setelah peristiwa 11 September 2001. Hal ini seperti yang diungkapkan Mohammad Kudaimi (dalam Republika, 2010), anggota Nawawi Foundation, yang menyatakan dalam lima tahun terakhir, agama Islam menjadi sangat pesat perkembangannya karena setiap harinya selalu ada warga Amerika yang menjadi mualaf, demikian pula di Eropa dan Belgia.
Melihat dari pernyataan yang menyatakan bahwa peningkatan pemeluk agama Islam juga disebabkan oleh adanya keinginan dari individu itu sendiri untuk berpindah agama, bisa jadi karena memang pokok ajaran agama Islam sesungguhnya dianggap lebih mampu menata kehidupan mereka menjadi lebih baik.  Karena Islam sendiri memiliki arti kata damai dan penyerahan diri kepada kehendak Ilahi, yang maknanya menunjukkan tujuan dari agama yang benar, begitu pula cara mencapai tujuan tersebut, yaitu perdamaian ( Samad, 1990:197).
Tujuan dan pencapaian tujuan akan terwujud saat umat muslim telah menjalankan dengan benar pokok-pokok ajaran agama Islam yaitu rukun Islam, rukun iman, dan ihsan yang kesemuanya terangkum di dalam individub suci Al-Qur’an. Rukun Islam terdiri dari 5 hal yang wajib dilakukan, yaitu :
1.     Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat yang bermakna individu hanya meyakini Allah untuk dipatuhi perintah dan larangannya. Hal ini menjadi penting karena Allah bukan hanya sekadar pencipta manusia dan alam semesta, namun Ia juga yang mengatur kehidupan manusia dan alam semesta. Meyakini Muhammad juga kemudian menjadi penting karena Muhammad adalah sosok yang patut diteladani dengan semua kebijaksanaan dan keteguhannya dalam mempertahankan dan menjalani apa yang bersumber dari Allah.
2.     Shalat 5 waktu, karena shalat merupakan sebuah kondisi dimana individu dapat melakukan kontak secara khusus kepada Allah untuk mengucap syukur atau memohon ampunan atas semua kesalahan sebagai penyeimbang semua aktivitas individu di dunia. Namun pada saat ini banyak yang kemudian menjadikan sholat hanya sekadar ritual yang menunjukkan simbol keagamaannya, atau bahkan meninggalkan kewajiban sholat sama sekali karena tidak mendapatkan apa yang sebenarnya ingin dicapai melalui aktivitas tersebut seperti ketenangan atau kedamaian. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena banyaknya faktor-faktor lain yang berkenaan dengan hal duniawi yang terjadi di sekitar individu.
3.     Puasa di Bulan Ramadhan. Yaitu menahan diri dari segala hawa nafsu dan emosi yang apabila dijalankan dengan tepat, sesuai dengan anjuran yang terdapat di dalam Al-Qur’an maka hasil akhirnya adalah kemampuan individu untuk mengendalikan diri yang kemudian dapat menciptakan ketenangan dan kedamaian dalam menjalani setiap aspek kehidupannya.
4.     Membayar zakat kepada orang yang tidak mampu. Inti dari ajaran ini adalah bagaimana individu dapat berbagi dan mengembangkan jiwa sosialnya terhadap orang-orang yang hidupnya tidak lebih baik dari individu tersebut.
5.     Berhaji ke Mekkah jika mampu. Mampu disini bukan hanya mampu secara finansial, namun juga mampu secara lahir dan batin, karena haji adalah pencapaian tertinggi bagi umat muslim yang bisa membuat mereka menjadi individu yang lebih baik dalam kehidupannya (Nizami, 2008).

Pokok ajaran selanjutnya adalah rukun iman yang terdiri dari enam hal yang harus diimani atau diyakini oleh individu dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim sehingga tercapailah tujuan perdamaian yang sesuai dengan agama Islam, yaitu :
1.     Iman kepada Allah, yang maknanya adalah bila individu tidak meyakini adanya Allah sebagai yang menciptakan dan mengatur kehidupan individu, maka akan sulit pula individu menjalankan semua perintah dan larangannya yang dimaksudkan untuk mengatur kehidupan individu agar menjadi lebih tertata dan tertib, sehingga akan semakin sulit bagi individu tersebut untuk menemukan kedamaian dalam kehidupannya karena tidak adanya keteraturan dalam kehidupan yang dijalani.
2.     Iman kepada Malaikat-malaikat Allah. Meskipun malaikat tergolong makhluk gaib yang wujudnya kasat mata, namun keberadaannya harus tetap diyakini karena di dalam Al-Qur’an pun dijelaskan bahwa malaikat merupakan salah satu makhluk Allah yang patut menjadi teladan karena kesetiaannya kepada Allah dan ketaatannya dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh Allah.
3.     Beriman kepada kitab-kitabNya. Allah telah menurunkan empat kitab suci kepada para nabi unutk disebarkan ajarannya kepada seluruh umat muslim di masa mereka menyiarkan agama Islam untuk dijadikan pedoman dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku. Kitab-kitab tersebut juga mengatur bagaimana seharusnya hubungan individu dengan individu dan individu dengan Allah dijalankan agar mendapatkan kebaikan dalam kehidupannya.
4.     Beriman kepada Rasul-rasul (Utusan) Allah yang merupakan pembawa ajaran agama Tuhan yang sangat taat akan perintah dan larangan dari Allah dan memiliki loyalitas yang sangat tinggi terhadap ajaran agama yang diturunkan Allah, sehingga mereka kemudian menjadi patut untuk dijadikan suri tauladan bagi setiap individu.
5.     Beriman kepada hari akhir sehingga keyakinan ini nantinya dapat membuat individu menjadi lebih bijak dalam menjalani kehidupan di dunia dan berusaha menyeimbangkannya dengan melakukan kabaikan-kebaikan selagi mereka masih diberikan kesempatan untuk menikmati kehidupan.
6.     Percaya kepada takdir baik atau pun yang buruk yang dimaksudkan agar individu tidak lantas menjadi frustasi saat mengalami kegagalan, karena hal-hal buruk dalam kehidupan pun akan bermanfaat bagi individu tersebut (Nizami, 2008).

Pokok ajaran yang ketiga yaitu ihsan, yaitu keyakinan bahwa semua yang kita lakukan adalah untuk Allah dan Allah selalu dapat melihat kita dimanapun kita berada, sehingga individu yang memiliki ihsan ini akan selalu berupaya melakukan kebaikan bagi dirinya sendiri juga bagi orang lain (Nizami, 2008). Bila pokok-pokok ajaran agama Islam ini diterapkan sesuai dengan koridor yang telah berlaku, maka bisa dipastikan akan tercipta suatu kedamaian dan keharmonisan dalam lingkungan social masyarakat kita, terutama lingkungan yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam. Namun pada kenyataannya, kondisi yang kondusif seperti demikian belum banyak terjadi di Negara atau di lingkungan yang masyarakatnya mayoritas adalah muslim.
Kondisi demikian dapat terjadi karena seperti agama-agama besar dunia lainnya, di dalam Islam pun terdapat mazhab-mazhab atau sekte-sekte yang pada saat sekarang ini malah saling menjatuhkan dan bersikap arogan dengan menyerukan bahwa mazhab merekalah yang paling benar dan harus menjadi yang utama di dalam lingkungan masyarakat. Dimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, kata mazhab diartikan sebagai sekte atau kelompok atau golongan orang yang mempunyai kepercayaan atau pandangan agama yang berbeda dari pandangan agama yang lebih lazim diterima oleh para penganut agama tersebut (Shihab, 2012). Di dalam Konsep sosiologi, sekte dan aliran (gerakan) kepercayaan biasanya mengacu pada kelompok religius, kecil maupun besar, dari bentuk organisasi yang sederhana maupun yang rumit, yang oleh anggota dan bukan anggotanya dianggap sebuah penyimpangan dalam hubungannya dalam konteks doktrin dan budaya yang lebih luas. Penyimpangan tersebut memiliki konotasi negatif bagi non-pengikut, namun berkonotasi positif bagi para pengikutnya. Sehingga penyimpangan ini merupakan ciri khas  yang tetap dipertahankan oleh masing-masing pengikut suatu ajaran (Lubis, 2012).
Mengenai keberadaan mazhab atau sekte  di dalam agama Islam, dijelaskan melalui hadits yang menyatakan bahwa umat Nabi Muhammad saw. akan berkelompok-kelompok menjadi 73 kelompok. Namun Syaikh ‘Muhammad ‘Abduh (dalam Shihab, 2012) menyatakan bahwa memang benar umat Nabi Muhammad terbagi menjadi 73 golongan dan hanya golongan al-Jama’ah  atau sahabat-sahabat Nabi yang selamat. Tapi, keberadaan golongan al-Jama’ah itu sendiri tidak dapat dipastikan keberadaannya,  karena bisa jadi golongan tersebut belum ada hingga kini,  sudah pernah ada dan telah punah sehingga yang ada sekarang tidak selamat lagi, atau semua yang ada sekarang akan selamat karena semuanya berusaha mengikuti ajaran Nabi dan  sahabat-sahabat Beliau dan mereka masih mempercayai Allah.
Sejarah munculnya sekte dalam Islam sebenarnya dimulai setelah terbunuhnya Utsman Ibn Affan yang menyebabkan guncangan hebat dalam pemerintahan masa itu, sehingga Ali Ibn Abi Thalib kemudian diangkat sebagai khalifah. Namun Muawiyah Ibn Abi Sufyan dan pendukungnya menolak pengangkatan tersebut sebelum pembunuh Utsman dihabisi hingga akhirnya ketegangan semakin menjadi dan menciptakan tiga sekte besar Islam yaitu, Syiah, Sunni, dan Khawarij. Jadi awalnya ketiga sekte ini terbentuk karena adaya konflik politik sebagai akibat dari perbedaan ideology yang pada awalnya sama. Seiring berjalannya waktu, ketiga sekte tersebut melahirkan sekte-sekte lainnya yang tidak jelas siapa dan apa ideologi penganutnya (Muhith, 2009).
Di Indonesia sendiri, cukup banyak sekte yang berkembang. Namun beberapa dasawarsa terakhir, ada sekte yang perkembangannya cukup meresahkan, yaitu sekte wahabi yang mengaku sebagai pengikut Muhammad bin Abdul Wahab (1701-1793 M) dengan maksud untuk membersihkan kalangan syirik dengan menggunakan praktik kekerasan. Sebagian kalangan juga melihat bahwa kemuncullannya saat itu mendapat dukungan penuh oleh pemerintah kolonial Inggris untuk memecah belah umat Islam. Sekte ini mulai masuk ke Indonesia pada abad 19 melalui pelajar Islam di Saudi atau jemaah haji. Beberapa organisasi Islam yang terpengaruh salafi-wahabi adalah FUUI, MIUMI, FPI, MMI, JAT, Salafi, dan HTI.  Tindakan yang mereka lakukan seperti yang pernah menimpa Irshad Manji, penulis buku Allah, Liberty and Love  yang diserang dan dibubarkan diskusi bukunya di kantor Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS) Yogyakarta. Penyerangan dilakukan sekelompok orang berpenutup muka yang dengan beringas membubarkan acara diskusi yang dihadiri 150 orang peserta tersebut. Padahal ia mengatakan bahwa empat tahun yang lalu ketika ia ke Indonesia, Ia merasakan sebuah negara yang penuh dengan toleransi, keterbukaan dan pluralism, sehingga disebutkan di dalam bukunya bahwa Indonesia adalah contoh yang patut ditiru negara-negara muslim lainnya (Katrokelana, 2012).
Sungguh disayangkan mereka kemudian mengatasnamakan agama dan kemudian menggunakan kekerasan untuk memerangi hal-hal yang mereka anggap tidak sejalan dengan mereka, karena tindakan seperti demikian tentu saja pada akhirnya bukan hanya mengukuhkan organisasi mereka sebagai organisasi yang radikal, namun juga membuat citra Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam menjadi semakin buruk di mata dunia, dan juga dapat merusak citra umat muslim lainnya yang sebenarnya tidak termasuk ke dalam golongan itu.







Referensi :
Daniarsa, Benny. 2011. Agama dan Masyarakat. Diunduh dari website http://bennydaniarsa.blog.fisip.uns.ac.id pada 30 Maret 2012
Katrokelana. 2012. Indonesia Berubah (Makin Radikal). Diunduh dari sosbud.kompasiana.com pada 30 Mei 2012.

Kawilarang, Renne R. A dan Denny Armandhanu. 2011. Riset: Muslim di Israel Bertambah 23,2 Persen. Diunduh dari website http://dunia.vivanews.com pada 14 Maret 2012.

Lubis, Ibrahim. 2012. Sekte-sekte Dalam Islam. Diunduh dari website http://makalahmajannaii.blogspot.com pada 16 Maret 2012.

Muhith, Nur Faizin. 2009. Review Hadist Sekte Islam. Diunduh dari website http://kmm.uny.web.id pada 14 Maret 2012.

Nizami, A. 2008. Pokok Ajaran Islam Ada 3, Yaitu : Iman, Islam, dan Ihsan. Diunduh dari website http://syiarislam.wordpress.com pada 14 Maret 2012.

Republika Online. 2010. Islam Berkembang Begitu Pesatnya di Eropa dan Amerika. Diunduh dari website www.republika.co.id pada 14 Maret 2012.

Samad, Ulfat Azis Us. 1990. Agama-agama Besar Dunia. Diunduh dari website http://aaiil.org/indonesia pada 14 Maret 2012
Shihab, M. Quraish. 2012. Benarkah Ada Sekte Dalam Islam? Diunduh dari website http://alifmagz.com pada 30 Maret 2012.
Soehadha, Mohammad. 2010. Menemukan Kekhasan Kajian Sosial Keagamaan di Program Studi Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga. Diunduh dari website http://ushuluddin.uin-suka.ac.id pada 30 Maret 2012.
Zilzaal. 2012. Terbukti Delapan Agama Terbesar di  Dunia Menyembah Allah Yang Maha Esa. Diunduh dari website http://zilzaal.blogspot.com pada 14 Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar