yang ada di fikiranku sekarang cuma satu nama,, itu di daftar pertama.. daftar kedua wisuda,, daftar ketiga adalah rencana selanjutnya...
mulai dari daftar pertama tentang satu nama itu..
aku pertama kali melihatnya di kantin kampus,, dari pertama kali liat, aku sudah bergetar aja, dalam hatiku bilang, "ni cowok beda". sempat bertanya dan ternyata dia itu adek tingkatku, 3 tahun di bawah aku,, wew,, brondong lagi! hehehehe, gak tau kenapa tapi aku punya ketertarikan lebih sama brondong.. mungkin aku pedofil kelas ringan, tapi aku juga gak tau karena setauku pedofil itu lebih berorientasi ke seks, sementara aku lebih ke . . . . suka aja! :) setelah pandangan pertama itu, aku lama gak ketemu dia lagi. kami dipertemukan kembali pas ormawa yang aku ikutin ngadain kegiatan bimbingan buat anak baru yang pingin tau lebih banyak tentang pergerakan mahasiswa gitu, dan dia ikut di sana. wah, sepertinya Tuhan memang sudah menciptakan jalan yang indah banget buat aku kenal dia. tapi masih belum ada yang istimewa karena kita cuma ngobrol biasa aja. next, kita berteman di situs jejaring sosial, aku lupa siapa yang pertama ngirim permintaan berteman, tapi tau-tau udah jadi temen aja. komunikasinya gak intens kok. sampe akhirnya dia ngajakin nonton, inget banget film pertama yang kita nonton bareng itu film menculik miyabi, wkwkwkwk!!!! dari sana kita mulai sering jalan bareng, smsan, telfon-telfonan, yaaaaaa, gitu-gitulah pokoknya... next, hubungan kita baik-baik aja sampe dia ada beberapa kali janji ke aku tapi sampe sekarang dia gak pernah nepatin janji itu.. dia pernah juga bilang kalo mau nemuin aku tapi setelah aku tungguin seharian, dia gak dateng-dateng. kecewa? jelas! setelah aku pikir-pikir lagi, ya sudahlah jalanin ini seperti biasa aja lah. mulai mencoba untuk menganggap dia cuma sebagai adek. tapi ternyata rasa suka ku mulai berubah jadi sayagn, umh, mungkin lebih tepatnya penasaran karena sifatnya mirip sama orang yang dulu pernah aku sayang banget, diem gak banyak ngomong dan punya pemikiran brilian yang kadang bisa bikin aku berdecak kagum.. he!!! dan yang bener-bener bikin aku kesel sama dia pas aku minta tolong dia ngambilin revisi proposal aku dan dia bilang revisi itu ilang! wah,, aku sih tahu kalo dia main-main, tapi waktu itu aku lagi capek banget sama kerjaan, jadi bawaannya bad mood aja.. pengennya serius aja.. kena lah dia aku diemin, ternyata dia jadi gak enak ati dan mulai ngejauh,, mpe sekarang.. dan dia sempat ngasih aku lagu d'masiv yang bertepuk sebelah tangan untuk aku dengerin. aku nanya maksudnya apa, tapi dia malah bilang mustinya aku ngerti, kan aku dah gede, hmmm,, padahal aku kan bukan pranormal yang bisa nebak isi hati dan pikiran orang ya?! tapi ya sudahlah... dan sampe saat ini, hubungan kita bener-bener kacau! dan jujur, aku kehilangan dia..
next,, daftar kedua,, WISUDA..
hwaaaaaaaaaaaaaa,, sensitif banget sebenernya sama hal satu ini sekarang, he... biz gimana ya,, seolah-olah aku bego banget karena belum wisuda sampe sekarang. papa mama juga udah nana aja terus.. huhuhu!!! padahal aku udah jelasin, skripsi yang merupakan syarat untuk aku bisa wisuda itu gak sesimpel yang dibayangkan,, mo disamain kayak abang yang udah s2 juga kayaknya masih ribet aku, karena banyak faktor X nya, ya dosen, ya data, ya aku juga.. hehehe.. so, yang pasti sekarang aku berusaha banget untuk bisa kelar bulan oktober ini biar bisa wisudanya bulan desember... tolong dibantu ya di bantu ya doanya.. hehehhehe..
the last, daftar ketiga... the next plan...
ini yang masih bingung banget aku mikirinnya.. lanjut s2, cari kerja, ato married???
lanjut s2,, wew.. untuk nyelesein s1 aja aku kayak setengah idup gini,, apalagi... :( huhuhuhu..
cari kerja,, kalo s1 doang, paling banter pns...
nah kalo married,, sama siapa????
wkwkwkwk..
udah ah,, males bahaasnya,, bingung sendiri..
:)
Jumat, 10 September 2010
Kamis, 09 September 2010
1431 H
alhamdulillahi robbil al amin..
aku masih di kasih kesempatan untuk menikmati indahnya ramadhan dan idul fitri 1431 H dengan penuh kenikmatan dan keberkahan serta kasih sayang dan ridho dari Allah SWT, dengan keluarga tercinta yang tahun ini alhamdulillah bisa ngumpul semua... suatu hal yang jarang terjadi,, karena salah seorang abang ku kan seringkali ditugaskan di salah satu bagian negeri Indonesia yang cukup jauh dari kampung halaman...
ramadhan tahun ini aku banyak mendapat semacam peringatan dari teman-teman dan sahabat-sahabat yang kalau aku katakan itu sebagai salah satu bentuk perhatian dan kasih sayang mereka sama aku.. mulai dari catatan seorang teman yang kembali mengingatkan saya untuk merenungkan kembali eksistensi Tuhan di dalam pribadi ku,, anjuran untuk banyak beribadah oleh salah seorang adik yang aku kagumi,, dan keluarga yang selalu mendukung ku untuk menjadi manusia yang lebih baik...
idul fitri kali ini,, walaupun tidak terlalu meriah seperti 8 tahun yang lalu, tapi khusus di kampung halamanku suasana idul fitri masih cukup terasa,, kegiatan masak kue, lauk, cemilan, pesta kembang api pada malam takbiran, berkumpul dengan keluarga tercinta, hmmm... sungguh nikmat yang tak terkira... alhamdulillah... terima kasih Tuhan...
nggak banyak yang berubah, selain anggota keluargaku semakin banyak... empat orang keponakan yang sedang lincah-lincahnya, lucu-lucunya, dan terkadang nyebelin bikin suasana rumah jadi tambah semarak pastinya,, hehehehe... lima tahun lagi belum tentu aku bisa ngerasain suasana ramadhan dan idul fitri yang kaya gini... karena jangankan lima tahun,, besok saja suasana yang aku alami pasti bakal beda meski dengan orang-orang yang sama...
hwaaaaaaaaaaaaaaaa,, alhamdulillah!!!!
aku masih di kasih kesempatan untuk menikmati indahnya ramadhan dan idul fitri 1431 H dengan penuh kenikmatan dan keberkahan serta kasih sayang dan ridho dari Allah SWT, dengan keluarga tercinta yang tahun ini alhamdulillah bisa ngumpul semua... suatu hal yang jarang terjadi,, karena salah seorang abang ku kan seringkali ditugaskan di salah satu bagian negeri Indonesia yang cukup jauh dari kampung halaman...
ramadhan tahun ini aku banyak mendapat semacam peringatan dari teman-teman dan sahabat-sahabat yang kalau aku katakan itu sebagai salah satu bentuk perhatian dan kasih sayang mereka sama aku.. mulai dari catatan seorang teman yang kembali mengingatkan saya untuk merenungkan kembali eksistensi Tuhan di dalam pribadi ku,, anjuran untuk banyak beribadah oleh salah seorang adik yang aku kagumi,, dan keluarga yang selalu mendukung ku untuk menjadi manusia yang lebih baik...
idul fitri kali ini,, walaupun tidak terlalu meriah seperti 8 tahun yang lalu, tapi khusus di kampung halamanku suasana idul fitri masih cukup terasa,, kegiatan masak kue, lauk, cemilan, pesta kembang api pada malam takbiran, berkumpul dengan keluarga tercinta, hmmm... sungguh nikmat yang tak terkira... alhamdulillah... terima kasih Tuhan...
nggak banyak yang berubah, selain anggota keluargaku semakin banyak... empat orang keponakan yang sedang lincah-lincahnya, lucu-lucunya, dan terkadang nyebelin bikin suasana rumah jadi tambah semarak pastinya,, hehehehe... lima tahun lagi belum tentu aku bisa ngerasain suasana ramadhan dan idul fitri yang kaya gini... karena jangankan lima tahun,, besok saja suasana yang aku alami pasti bakal beda meski dengan orang-orang yang sama...
hwaaaaaaaaaaaaaaaa,, alhamdulillah!!!!
Rabu, 24 Maret 2010
kloset langit biru
Berawal saat pagi hari di klosetku. Saat aku menunaikan kewajibanku sebagai manusia untuk tetap menjaga kebersihan saluran cerna yang telah dipenuhi berbagai macam hasil bumi yang telah diolah menjadi sesuatu bernama makanan. Salah satu benda yang bisa membuatku gila dan frustasi karena semakin hari semakin banyak kreasi benda ini yang menarik. Indah dilihat mata, wangi dibaui, dan tentu saja menggelitik di lidah.
Klosetku bukan lah hasil rancangan arsitektur terkenal yang untuk membeli cetak biru hasil pemikiran mereka saja bisa mencapai puluhan juta rupiah. Tidak ada desain interior khusus di dalam klosetku. Semuanya pas menurutku. Apakah ini termasuk kategori kloset sehat atau tidak aku tak begitu perduli, toh aku rutin membersihkannya tiga kali satu minggu. Ruangan berukuran 2x3 meter dengan warna biru yang mendominasi setiap sudut ruangan. Dinding, lantai, bak mandi, gayung, dan kloset jongkokku sendiri dilapisi marmer biru yang cukup membuatku betah berlama-lama di sini untuk membersihkan tubuh dan melakukan berbagai ritual kehidupan yang mengharuskan aku memanfaatkan klosetku. Tak banyak properti di sini, hanya cermin gantung tempat semua tetek bengek pembersih raga yang ditata seefisien mungkin.
Pagi ini aku kembali melakukan ritual suci di kloset. Berjongkok dalam waktu lama terkadang membuat sendi-sendi lutut dan pinggangku seperti mau lepas saat mencoba berdiri. Tapi pagi ini saat berjongkok dan menatap langit melalui celah berukuran 30x30cm di atap kloset yang sengaja dibiarkan terbuka sehingga cahaya matahari dan udara bebas menerobos masuk, aku melihat segumpal awan putih bersih berlatar langit biru cerah. Sejenak tercenung melihatnya sembari berpikir sepertinya langit indah hari ini. Hari yang cocok untuk melakukan kegiatan di luar ruangan. Aku tersenyum sambil bertopang dagu pada tangan kananku.
Semakin lama melihat langit berhias awan yang perlahan bergeser, entah karena tiupan angin atau karena bumi sedang berotasi, aku terlarut dalam buaian warna biru yang menenangkan dan mendamaikan. Aku mulai berpikir bagaimana bisa Tuhan menciptakan semua yang ada di muka bumi ini, yang ada di luar tubuh bumi dengan sedemikian cermat, indah, tepat, dan mengagumkan. Sungguh Ia benar-benar cerdas.
Layaknya pemutaran ulang film-film box office di televisi yang selalu bisa menarik perhatian pemirsa meski telah ratusan kali diputar, berbagai cerita hidup yang pernah ku lewati di bawah langit biru dengan gumpalan awan putih muncul. Tidak semuanya jelas tergambar, karena seperti halnya gulungan pita film tua, ada beberapa bagiannya yang telah diserang kutu atau digigit tikus. Semuanya muncul selintas lalu hilang terhempas bayangan cerita lain. Begitu terus menerus.
Entah sudah berapa lama aku berjongkok. Tapi aku telah berhasil melihat kembali bagaimana pendiamnya aku saat masih mengenakan seragam putih dan rok biru muda, duduk di gazebo taman kanak-kanak menyaksikan teman-temanku bermain jungkat-jungkit, perosotan, ayunan, petak umpet, boneka-bonekaan, nikah-nikahan (teman-temanku yang berperan menjadi pengantin terlihat begitu bahagia saat mereka dilempari berbagai jenis bunga yang diambil dari berbagai tanaman di halaman TK, ekspresi wajah malu-malu khas anak-anak atau malah cemberut karena dia dipaksa menjadi pengantin, hahahahaha!!!!!), atau hanya sekadar berlarian mengitari sekeliling halaman TK.
Sepertinya persendian kaki dan pinggangku sudah ikut larut dalam lamunanku. Cerita berlanjut saat aku di sekolah dasar. Masih tetap pendiam, hanya menjadi penonton yang baik atas semua tingkah laku teman-temanku. Tersenyum saat mereka tertawa, atau cemas saat ada yang terjatuh atau bertengkar. Aku sendiri mengenal cukup banyak orang, tapi aku tidak yakin banyak yang mengenalku saat SD, karena aku bisa dikatakan pemalu, atau mungkin sombong??? Tapi langit sudah mulai mencuri perhatianku saat itu.
Jangan pernah mempertanyakan sudah berapa lama waktu yang aku habiskan di klosetku hari ini, karena aku sendiri tidak bisa memastikan. Sama seperti saat aku tidak mulai banyak dihadapkan dengan banyak ketidakpastian saat SMP. Kegiatan saat SMP mulai menuntutku untuk banyak beraktivitas tepat di bawah langit. Entah itu sembari dibawah pengawasan matahari yang begitu ganas memanggangku dan teman-teman, atau di bawah curahan air mata langit yang mungkin sedang bersedih. Mulai dari memenuhi pendengaran langit dengan bermain musik, atau hanya sekadar menyombongkan keceriaan bersama teman-teman.
Telah banyak kisah yang terlintas, tapi aku belum juga beranjak dari posisi semula di klosetku. Masa SMA bisa dikatakan masa dengan kisah yang paling banyak disaksikan oleh langit. Entah itu langit cerah dengan matahari yang begitu angkuh memancarkan cahayanya, atau langit teduh dengan gumpalan awan-awan putih nan indah, atau bahkan langit gelap yang hanya dihiasi sepotong rembulan dan beberapa bintang. Timbul pertanyaan dalam benakku, apakah langit pernah bosan melihatku???
Tak terhitung berapa kisahku yang disaksikan langit hingga hari ini dan aku masih berada di atas klosetku. Kembali tersenyum. Ternyata dari klosetku yang berada di bawah langit cerah hari ini aku bisa menyadari betapa langit begitu bermurah hati memberikan naungan untukku dan semua ciptaan-Nya, begitu langit berbesar hati meski terkadang aku tak begitu memperhatikan langit, betapa langit tak pernah bosan melihatku, betapa langit tetap setia menjadi penonton atas setiap tindak tandukku, betapa langit telah sudi menjadi saksi akan kehidupanku.
Semua ini baru terpikir olehku saat aku berada di sini, di kloset ini. Ternyata kloset tidak hanya melulu menjadi tempat pembuangan, tapi juga membangkitkan sedikit kesadaranku tentang sekelumit bagian yang tak akan dapat aku tolak dalam kehidupanku. Waktunya menyudahi ritual suci pagi ini. Setelah yakin akan kebersihan raga dan tempat yang juga telah berjasa karena bersedia aku hibahkan ampas tubuhku, aku menyempatkan melihat langit melalui celah tadi dan tersenyum menatap langit, langit yang hari ini akan kembali menyaksikan semua tingkahku dan menjadi saksi kehidupanku.
Klosetku bukan lah hasil rancangan arsitektur terkenal yang untuk membeli cetak biru hasil pemikiran mereka saja bisa mencapai puluhan juta rupiah. Tidak ada desain interior khusus di dalam klosetku. Semuanya pas menurutku. Apakah ini termasuk kategori kloset sehat atau tidak aku tak begitu perduli, toh aku rutin membersihkannya tiga kali satu minggu. Ruangan berukuran 2x3 meter dengan warna biru yang mendominasi setiap sudut ruangan. Dinding, lantai, bak mandi, gayung, dan kloset jongkokku sendiri dilapisi marmer biru yang cukup membuatku betah berlama-lama di sini untuk membersihkan tubuh dan melakukan berbagai ritual kehidupan yang mengharuskan aku memanfaatkan klosetku. Tak banyak properti di sini, hanya cermin gantung tempat semua tetek bengek pembersih raga yang ditata seefisien mungkin.
Pagi ini aku kembali melakukan ritual suci di kloset. Berjongkok dalam waktu lama terkadang membuat sendi-sendi lutut dan pinggangku seperti mau lepas saat mencoba berdiri. Tapi pagi ini saat berjongkok dan menatap langit melalui celah berukuran 30x30cm di atap kloset yang sengaja dibiarkan terbuka sehingga cahaya matahari dan udara bebas menerobos masuk, aku melihat segumpal awan putih bersih berlatar langit biru cerah. Sejenak tercenung melihatnya sembari berpikir sepertinya langit indah hari ini. Hari yang cocok untuk melakukan kegiatan di luar ruangan. Aku tersenyum sambil bertopang dagu pada tangan kananku.
Semakin lama melihat langit berhias awan yang perlahan bergeser, entah karena tiupan angin atau karena bumi sedang berotasi, aku terlarut dalam buaian warna biru yang menenangkan dan mendamaikan. Aku mulai berpikir bagaimana bisa Tuhan menciptakan semua yang ada di muka bumi ini, yang ada di luar tubuh bumi dengan sedemikian cermat, indah, tepat, dan mengagumkan. Sungguh Ia benar-benar cerdas.
Layaknya pemutaran ulang film-film box office di televisi yang selalu bisa menarik perhatian pemirsa meski telah ratusan kali diputar, berbagai cerita hidup yang pernah ku lewati di bawah langit biru dengan gumpalan awan putih muncul. Tidak semuanya jelas tergambar, karena seperti halnya gulungan pita film tua, ada beberapa bagiannya yang telah diserang kutu atau digigit tikus. Semuanya muncul selintas lalu hilang terhempas bayangan cerita lain. Begitu terus menerus.
Entah sudah berapa lama aku berjongkok. Tapi aku telah berhasil melihat kembali bagaimana pendiamnya aku saat masih mengenakan seragam putih dan rok biru muda, duduk di gazebo taman kanak-kanak menyaksikan teman-temanku bermain jungkat-jungkit, perosotan, ayunan, petak umpet, boneka-bonekaan, nikah-nikahan (teman-temanku yang berperan menjadi pengantin terlihat begitu bahagia saat mereka dilempari berbagai jenis bunga yang diambil dari berbagai tanaman di halaman TK, ekspresi wajah malu-malu khas anak-anak atau malah cemberut karena dia dipaksa menjadi pengantin, hahahahaha!!!!!), atau hanya sekadar berlarian mengitari sekeliling halaman TK.
Sepertinya persendian kaki dan pinggangku sudah ikut larut dalam lamunanku. Cerita berlanjut saat aku di sekolah dasar. Masih tetap pendiam, hanya menjadi penonton yang baik atas semua tingkah laku teman-temanku. Tersenyum saat mereka tertawa, atau cemas saat ada yang terjatuh atau bertengkar. Aku sendiri mengenal cukup banyak orang, tapi aku tidak yakin banyak yang mengenalku saat SD, karena aku bisa dikatakan pemalu, atau mungkin sombong??? Tapi langit sudah mulai mencuri perhatianku saat itu.
Jangan pernah mempertanyakan sudah berapa lama waktu yang aku habiskan di klosetku hari ini, karena aku sendiri tidak bisa memastikan. Sama seperti saat aku tidak mulai banyak dihadapkan dengan banyak ketidakpastian saat SMP. Kegiatan saat SMP mulai menuntutku untuk banyak beraktivitas tepat di bawah langit. Entah itu sembari dibawah pengawasan matahari yang begitu ganas memanggangku dan teman-teman, atau di bawah curahan air mata langit yang mungkin sedang bersedih. Mulai dari memenuhi pendengaran langit dengan bermain musik, atau hanya sekadar menyombongkan keceriaan bersama teman-teman.
Telah banyak kisah yang terlintas, tapi aku belum juga beranjak dari posisi semula di klosetku. Masa SMA bisa dikatakan masa dengan kisah yang paling banyak disaksikan oleh langit. Entah itu langit cerah dengan matahari yang begitu angkuh memancarkan cahayanya, atau langit teduh dengan gumpalan awan-awan putih nan indah, atau bahkan langit gelap yang hanya dihiasi sepotong rembulan dan beberapa bintang. Timbul pertanyaan dalam benakku, apakah langit pernah bosan melihatku???
Tak terhitung berapa kisahku yang disaksikan langit hingga hari ini dan aku masih berada di atas klosetku. Kembali tersenyum. Ternyata dari klosetku yang berada di bawah langit cerah hari ini aku bisa menyadari betapa langit begitu bermurah hati memberikan naungan untukku dan semua ciptaan-Nya, begitu langit berbesar hati meski terkadang aku tak begitu memperhatikan langit, betapa langit tak pernah bosan melihatku, betapa langit tetap setia menjadi penonton atas setiap tindak tandukku, betapa langit telah sudi menjadi saksi akan kehidupanku.
Semua ini baru terpikir olehku saat aku berada di sini, di kloset ini. Ternyata kloset tidak hanya melulu menjadi tempat pembuangan, tapi juga membangkitkan sedikit kesadaranku tentang sekelumit bagian yang tak akan dapat aku tolak dalam kehidupanku. Waktunya menyudahi ritual suci pagi ini. Setelah yakin akan kebersihan raga dan tempat yang juga telah berjasa karena bersedia aku hibahkan ampas tubuhku, aku menyempatkan melihat langit melalui celah tadi dan tersenyum menatap langit, langit yang hari ini akan kembali menyaksikan semua tingkahku dan menjadi saksi kehidupanku.
Selasa, 16 Maret 2010
wow!!!
sudah cukup lama saya tidak mengunjungi blog ini,,
yang jelas bukan karena kesibukan,,
karena sebenarnya saya tidak terlalu sibuk,,
tapi mungkin lebih tepatnya karena saya merasa tidak bisa menuangkan apa yang ada di pikiran saya dalam tulisan,,
saya merasa untuk beberapa saat kemaren saya kehilangan kemampuan untuk menulis,,
baik di blog,, di diary,,
atau di media lainnya..
entah mengapa saya lebih senang membiarkan apa yang saya pikirkan tetap berada dalam otak saya,,dan kemudian saya biarkan menguap begitu saja bersamaan dengan teriknya mentari yang memanggang kepala saya saat saya berada di luar rumah,,
gak tau kenapa tapi kreatifitas saya seakan menghilang,,
bersembunyi entah dimana di dalam diri ini,,
hahahaha!!!
sekarang saat saya mencoba menuangkan apa yang ada di pikiran saya..
lumayan menyenangkan,,
banyak sekali yang ingin saya bagi dengan teman-teman yang mungkin membaca blog ini,,
mulai dari teman-teman kelas yang sudah jarang ketemu karena kesibukan masing-masing tapi pas sekalinya ngumpul bisa menghebohkan suasana dengan semua cerita indah tentang apa yang pernah kita lalui bersama..
kegiatan bersama anak-anak BEM yang cukup membuat saya terhibur karena akhirnya saya mempunyai kegiatan di luar rumah yang cukup menyenangkan walau terkadang kedatangan saya hanya untuk menikmati kebersamaan bersama mereka dan bukan menikmati esensi pertemuan itu yang berupa rapat atau apalah,,
hehehe,,
maaf teman!!!
dan lagi-lagi maslah percintaan saya yang harus kandas karena "hilang rasa", mungkin banyak orang menganggap saya kejam,,
tapi memang itulah yang saya rasakan,,
daripada saya terus berbohong dan menipu diri sendiri lebih lama,,
saya memutuskan untuk kmengakhiri saja kisah ini,,
tapi untunglah semua bisa diselesaikan dengan baik..
^_^
dan cerita tentang persiapan skripsi saya yang sampai sekarang juga bemul mendapatkan kepastian karena dosen pembimbing saya sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan kampanye untuk bursa pemilihan kepala daerah di kabupaten saya,,
meskipun saya lihat kans nya untuk menang itu hanya 20%..
dan semua harapan2 saya untuk bisa wisuda tahun ini,
mendapat pekerjaan sebelum lebaran,,
melanjutkan S2,,
dan menjadi dosen sesuai dengan harapan saya..
dilanjutkan dengan berkeluarga,,
wew,,
lumayan jauh juga ternyata pemikiran saya,,
tapi tak apalah,,
toh paling tidak dengan rencana2 tersebut saya bisa sedikit termotivasi,,
masih banyak yang ingin saya tulis di sini,
tapi sepertinya otak saya sudah mulai membatu lagi,,
hehehehe..
so,,
see you later!!!
yang jelas bukan karena kesibukan,,
karena sebenarnya saya tidak terlalu sibuk,,
tapi mungkin lebih tepatnya karena saya merasa tidak bisa menuangkan apa yang ada di pikiran saya dalam tulisan,,
saya merasa untuk beberapa saat kemaren saya kehilangan kemampuan untuk menulis,,
baik di blog,, di diary,,
atau di media lainnya..
entah mengapa saya lebih senang membiarkan apa yang saya pikirkan tetap berada dalam otak saya,,dan kemudian saya biarkan menguap begitu saja bersamaan dengan teriknya mentari yang memanggang kepala saya saat saya berada di luar rumah,,
gak tau kenapa tapi kreatifitas saya seakan menghilang,,
bersembunyi entah dimana di dalam diri ini,,
hahahaha!!!
sekarang saat saya mencoba menuangkan apa yang ada di pikiran saya..
lumayan menyenangkan,,
banyak sekali yang ingin saya bagi dengan teman-teman yang mungkin membaca blog ini,,
mulai dari teman-teman kelas yang sudah jarang ketemu karena kesibukan masing-masing tapi pas sekalinya ngumpul bisa menghebohkan suasana dengan semua cerita indah tentang apa yang pernah kita lalui bersama..
kegiatan bersama anak-anak BEM yang cukup membuat saya terhibur karena akhirnya saya mempunyai kegiatan di luar rumah yang cukup menyenangkan walau terkadang kedatangan saya hanya untuk menikmati kebersamaan bersama mereka dan bukan menikmati esensi pertemuan itu yang berupa rapat atau apalah,,
hehehe,,
maaf teman!!!
dan lagi-lagi maslah percintaan saya yang harus kandas karena "hilang rasa", mungkin banyak orang menganggap saya kejam,,
tapi memang itulah yang saya rasakan,,
daripada saya terus berbohong dan menipu diri sendiri lebih lama,,
saya memutuskan untuk kmengakhiri saja kisah ini,,
tapi untunglah semua bisa diselesaikan dengan baik..
^_^
dan cerita tentang persiapan skripsi saya yang sampai sekarang juga bemul mendapatkan kepastian karena dosen pembimbing saya sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan kampanye untuk bursa pemilihan kepala daerah di kabupaten saya,,
meskipun saya lihat kans nya untuk menang itu hanya 20%..
dan semua harapan2 saya untuk bisa wisuda tahun ini,
mendapat pekerjaan sebelum lebaran,,
melanjutkan S2,,
dan menjadi dosen sesuai dengan harapan saya..
dilanjutkan dengan berkeluarga,,
wew,,
lumayan jauh juga ternyata pemikiran saya,,
tapi tak apalah,,
toh paling tidak dengan rencana2 tersebut saya bisa sedikit termotivasi,,
masih banyak yang ingin saya tulis di sini,
tapi sepertinya otak saya sudah mulai membatu lagi,,
hehehehe..
so,,
see you later!!!
Langganan:
Postingan (Atom)